SELAMAT DATANG

GMIT BAIT'EL NAIMATA

SEKILAS JEMAAT GMIT BAIT'EL NAIMATA

Jemaat GMT Bait’el Naimata merupakan salah satu anggota Sinode Gereja Masehi Injili di Timor ( GMIT ) dan berada di lingkungan Klasis Kota Kupang Timur Teritori 2.

Dilihat dari letaknya, Jemaat Bait’el Naimata berada di pinggiran kota yang terletak di wilayah kelurahan Naimata, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang, dengan letak geografis sebagai berikut :

  • Sebelah Timur berbatasan dengan jemaat Kanaan Naimata dan jemaat Lanud Eltari.
  • Sebelah Barat berbatasan dengan jemaat Efata Liliba.
  • Sebelah Utara berbatasan dengan jemaat Mawar Saron dan Moria Liliba.
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan jemaat Hosana Sungkaen.

Jemaat Bait’el Naimata pada mulanya termasuk bagian dari wilayah pelayanan jemaat Maranatha Oebufu, Klasis Kota Kupang ( 1927–1935), bersama dengan jemaat Liliba ( Efata Liliba ), dengan jumlah jiwa 26 jiwa. Pelayanan berjalan dan oleh karena pengembangan dan penambahan warga semakin meningkat; maka pada tahun 1937, kedua jemaat ini memisahkan diri dari jemaat Maranatha Oebufu sebagai mata jemaat.

Pada tahun 1947 jemaat naimata dari 26 orang bertambah menjadi 27 KK dengan jumalah jiwa 113 orang. Melijhat penambhan jumlah jiwa dari waktu ke waktu, maka dalam perkembangan pelayananna tokoh-tokoh jemaat / pemuka-pemuka masyarakat Bersama dengan utusan injil berinisiatif meningkatkan pertumbuhan iman dan pelayanan jemaat. Sehungga tahun 1952 jemaat bait’el naimata memisahkan diri dari Liliba dan berdiri sendiri sebagai jemaat mandiri.

Pada tanggal 29 september 1952, Jemaat bait’el naimata diresmikan, dengan KK sebanyak 73 dengan jumlah jiwa sebanyak 292 jiwa dan anggota sidi 88 orang. Jemaat ini mulai mengelola dan mengatur pelayanannya sendiri Bersama dengan para pendeta yang ditempatkan di jemaat ini dengan berbagai pergumuan dan dinamika pelayanannya masing-masing.

Pada umumnya, jemaat GMIT bait’el naimata bersifat Heterogen atau beraneka ragam. Hal ini dikarenakan, jemaat ini terletak di pinggiran kota sehingga banyak pendatang dari berbagai daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur maupun dari luar Provinsi Nusa Tenggara Timur yang menetap. Umumnya berasal dari berbagai suku dengan beraneka ragam budaya diantaranya yaitu suku Rote, Timor, Sabu, Sumba, Flores, Alor, Batak, dan Jawa. Sedangkan suku yang paling dominan yaitu suku Rote dan Timor. Yang pada umumnya bermata pencaharian Petani, disamping itu Wirasawasta, tukang ojek, pegawai swasta dan PNS.